Buat yang masih mau Baca silahkan,ini Lanjutannya Tulisanku Kemaren,...
Bulan Agustus 2004 tiba,bulan ini adalah bulan yang ngga akan kami lupakan dalam sejarah hidup Kami,yaitu bulan kelahiran Anak Pertama kami (Tasya) ,cerita tentang rencana Ultah pertamanya yang Cuman ada uang 5$,bisa dibaca Disini, Nahh..itulah cobaan kami yang Kedua.
Dengan berjalannya waktu,kehidupan kami bisa bertahan dan semakin stabil dan begitu juga kuliahnya Suami berjalan seperti biasa ,walaupun kadang ketidak cocokan dan kesalah pahaman itu sering terjadi dengan Profnya.
May 2005,rencana ujian Compre suami yang pertama kali akan dilaksanakan,Suami sudah berusaha semaksimal mungkin agar hasilnya tak mengecewakan,suami belajar dan belajar yang terbaik dan ini sudah cukup lebih baik dimata Saya dan juga suami Rasakan.
Ujian Compre sudah didepan mata,Baju untuk Suami pakai sudah aku siapkan untuk Suami pakai,aku ingat waktu ituu..
Sehari sebelum Ujian Compre dilaksanakan..
Suami latihan dulu dengan Prof dan beberapa Temannya ,ternyata apa yang suami Lakukan selama ini Sia-sia belaka,setelah latihan itu dilaksanakan,suami dipanggil kerua
Suami benar-benar Kaget dan diluar Dugaan itu terjadi,karna apa yang suami lakukan sudah lebih dari Cukup dan apa pertanyaan yang Mereka berikan suami sudah jawab dengan sebenarnya,Kalo memang suami Bodoh dan tak punya Otak untuk berpikir,kenapa kami mesti sekolah di LN dengan biaya sendiri mengandalkan Otak untuk mencari uang buat sekolah,tapi suami tabah dan ihlas menerimanya walaupun hati kecil tak menerima dan pengen Menuntut keadilan,tapi biarlah kita yang mengalah dan Hanya Alloh yang tau siapa yang berhak dan siapa yang benar.
Dengan lemas dan kecewa Suami pulang menceritakan itu ,sambil berlinang airmataku ,kucoba menenangkan dan memberi keyakinan hati suami walaupun aku juga tak sanggup menahan sedih menerima keputusan itu.
Satu minggu setelah Ucapan Profnya itu keluar,Suami dipanggil lagi untuk yang ke Dua kalinya,kita pikir panggilan ini akan ada khabar baik tentang jadwal ujian Compre Suami,tapi betapa Kecewanya suami.
Sa'at itu Suami disuruh ambil keputusan,pilih diantara dua...
Tetap dengan dia dengan syarat turun tingkat ke S2,alasannya dia ngga punya uang lagi buat ngasih suami sampai menyelesaikan S3 yang masih satu tahun kedepan lagi,sedangkan kalo turun ke S2 dia masih ada uang sampai akhir tahun 2005 ATAU cari Prof lain,jika masih mau meneruskan S3, itupun hanya dikasih waktu satu minggu.
Dua pilihan itu benar-benar sulit untuk dipilih,mana mungkin kita ambil S2 lagi,sementara suami sudah punya Ijazah S2,sementara mencari Prof dengan waktu satu minggu,itu sudah ngga mungkin ,karna kita mencari sekolah bukan mengandalkan uang kita Sendiri,melainkan Otak yang bekerja membantu Prof demi uang buat Hidup dan bayar uang kuliah.
Hari-hari kami penuh dengan pikiran ketidak pastian,ingin rasanya pulang ke indo sa'at-sa'at itu juga,tapi Uang ngga ada buat ongkos.
Akhirnya kita menerima dengan ihlas dan kita jalani Kehidupan dengan keterpaksaan,kita putuskan tetap dengan Dia dan turun ke S2,itu kami lakukan hanya untuk mempertahankan Hidup dan mencari-cari Sekolah Gratis,hampir semua Universitas di Dunia kita Apply dan menanyakan apakah mereka butuh Student untuk Phd dengan Biaya dari Mereka serta berusaha menghemat dan mengumpulkan uang buat biaya transportasi jika memang nanti kita harus keluar dari Kota kecil itu.
Suami Rela bekerja sebagai Pemotong Rumput,satu minggu sekali dibayar 20$,itu pekerjaan tak pernah ada dibayangan suami,mudah-mudahan bekerja seperti itu adalah buat yang pertama dan terakhir suami lakukan.
Begitu juga dengan Aku,Suami tak pernah pernah terlintas dipikirannya mengizinkan aku Kerja,tapi waktu itu suami izinkan aku jika memang mau kerja dan meninggalkan Gadis kecilku,tapi alhamdulillah itu tak sampai terjadi.
sa'at itu semua rela kita lakukan demi mempertahankan hidup....
Bulan Mei 2005 inilah cobaan yang besar dan cukup luar biasa yang kami Terima, dengan sabar,ihlas dan lapang dada,serta bersyukur kami menyadari mungkin inilah awal kehidupan k
Sedih,menangis,ngga napsu makan itulah yang kami rasakan ,sampai-sampai badan Kurus,ternyata hidup ini benar-benar Pahit..
Alloh itu tidak Diam,Dia memang maha Adil dan maha mendengar Do'a kita serta mengetahui kesusahan dan kesulitan hambanya,Dua bulan Suami cari sana sini dan melamar sana sini sekolah untuk meneruskan S3 nya,sampai-sampai sehari itu 5 s/d 10 Universitas dia Masukin Application.
Alhamdulillah semuanya di balas dan di Respon dengan baik dari berbagai Universitas di Dunia,Universitas yang Suami masukin / Lamar itu 90 % memberi jawaban yang Bagus dan semua itu hampir tempat kami menyandar mencari arti kehidupan demi merubah nasib,tapi sayang mereka cuman mampu memberikan uang biaya sekolah tidak sepenuhnya,sedangkan kita
Awal Agustus 2005,dua minggu sebelum Ultah Gadisku yang ke Dua,apa yang kami Harapkan ,kini menjadi kenyataan dan Rezeki itu datang,Alhamdulillah....
Bersambung...
Note : Ternyata ingin menggapai kesuksesan & Keberhasilan itu ngga mudah ya,penuh perjuangan dan rela menahan Pahit dan Kecewa.
Cerita sebelumnya Duka Seorang Istri Student.
227 comments:
«Oldest ‹Older 201 – 227 of 227Makasih,iya itulah kehidupan..
Aamiin,makasih ya..
Selamat berpuasa juga.
Duh yen, teganya dirimu membuatku menitikkan air mata, padahal biasanya air liur (abis postingan resepnya enyak2) :((( jadi ingat nasib diri sendiri. aku di sini tiap pagi nggenjot sepeda 7 km buat ngebersikin tempat usaha orang. lumayan kalo dijalani.
sabar ya yen. begitulah hidup, kata orang tua. inshaallah ada saatnya untuk naik lagi. dan buah manis dari jerih payah selama ini akan dipetik. setidaknya untuk masa depan anak-anak.
*peluk*
hidup ini seperti roda yen, tidak selalunya di bawah...dgn doa dan usaha...Allah akan bangkitkan kita naik ke atas.
Sedih banget baca nota Yeni kali ini...
walau apapun...semoga terus sukses ya!
yen, pepatah kita bilang...... bersakit2 dulu........... bersenang2 kemudian, dan kayaknya pintu bagi kalian menuju kesenangan bentar lagi kan terbuka say, sabarlah adikku, pokoknya semua akan berjalan dengan baik dan lancar bila tlah tiba masanya, btw suruh dong suamimu lamar PHD ke sweden?????????? di sweden enak lho?, malah kedua anak2mu nanti akan dapat tunjangan lho? n kalo yeni mo sekolah juga gratis dan malah dijagi lho?, yuk2 ke sweden yuk?......... I love you my sist.......... muach2 buat 2 keponakan2ku yang lucu2 n muach n big hug buat adikku yang tabah.
Makasih say,iya itulah perjuangan hidup say..
Semua itu benar2 dilakukan buat masa depan anak2 say.
Makasih kak Nora,iya kak..
Kita percaya bahwa roda kehidupan itu akan berputar,
Kak Diana makasihhhhhhh,yeni serasa dinasehati Kakak Sendiri,makasih Kak..
Gimana mau ke Sweden kak,kalo Phd disini udah dijalani dan hampir kelar,disini juga ank dapat tunjangan kak sesuai sama pendapatan keluarga.
I love You too kak,muach...
oooo kali karena judul tulisannya menarik utk membaca cerita selanjutnya :) jangan mellow lama2 ya :D
makasih say,sekali lagi thanks ya..
aku ikut berkaca2 bacanya mba Yeni... Insya Allah perjuangannya berbuah manis yaa.. ;)
ditunggu kelanjutannyah.. ;)
Hidup itu sebuah perjuangan ya Yen..Alhamdulillah dikau lulus...aku harus banyak mencontoh nih...
duuhhh perjuangannya.......ikut terharu bacanya............
aamiin,makasih say..
iya mbak,benar2 perjuangan..
makasih mbak Lely..
merinding bacanya... tu profff yakk. kejeemmm bener.....
Salutttt...apalagi cari biaya sendiri utk sekolah...ehmmm bisa dibayangkan mahall......
Di Utsunomiya, ada juga teman yang kurang lebih punya pengalaman seperti ini....Karena suaminya molor lulusnya dari rencana 3 tahun utk program phDnya(S3). Dengan molornya tentu aza biaya beasiswanya juga terhenti krn memang cuman utk 3tahun aza. Hidup disini tentu membutuhkan biaya yang tinggi, ditambah lagi dengan 2 anak. Saya sempat menyarankan pulang aza istri dan anak2nya..ya istilahnya mengurangi biaya.....Kalo di Indonesia, enggak makanpun pokoknya bisa ngumpul dengan saudara bisa oke...karena saling membantu.
Akhirnya mereka tetap memutuskan tetap tinggal disini sampai suami selesai. Sedangkan anak2nya dititipkan di hoikuen(sprt tempat penitipan), dan istrinya bekerja.
Saya acungin jempol teman saya ini, walaupun terlalu berani mengambil keputusan seperti ini....
iya say,kejam dan tak punya rasa kemanusian..
Emberrrrrrr,untuk international Student seperti suami bayarnya 16 Ribu$ setahun,kalo kita orang Canada cuamn 8 Ribu$,bedanya jauhkan,..
keep positive thinking kali ya biar rada ringan melewati masalah2 hidup
benar buanget say..
Jauh bener bedanya ya...kasian yang pengen belajar yah...kok enggak dikasih keringanan yah....
Kalo disini, ada juga sistem walaupun enggak dikasih beasiswa, dikasih keringanan biaya persemester dipotong separuh, ato enggak bayar sama sekali....tapi mengenai biaya hidup disini mereka harus bayar sendiri........biasanya istri2 yang pengen sekolah, mereka cuman nebeng dengan living cost dari beasiswa suami...
iya ka,jauhkan bedanya..
disini ngga ada ka keringanan,istri disini boleh kerja,tapi suami ngga suka karna kasian anak-anak..
Tapi enaknya diisini anak-anak dapat uang tunjangan dari pemerintah sini dan kalo mau daycare dengan syarat ibunya kerja,mereka mau bayarin.
hidup perjuangan yah yen... nunggu sambungan nya... :)
benar liz..
mbak Yen, maaf baru tengok2 blognya lagi..
makasih banyak sharenya lho mbak, penuh perjuangan ya mbak..
Post a Comment